Selasa, 13 November 2012

PENULISAN ANGKA DAN BILANGAN


Mar 23, '08 2:57 AM
untuk semuanya
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
Bentuk angka biasa        : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Bentuk angka Romawi    : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L, C, D, M, V

Jika dibandingkan, maka kedua bentuk angka tersebut adalah sebagai berikut:
I     = 1
II    = 2
III    = 3
V    = 5
X    = 10
L    = 50
C    = 100
D    = 500
M    = 1000

Perlu diingat bahwa penambahan dan pengurangan nilai dengan menuliskan angka tambahan dan pengurangan di belakang dan depan bilangan sebelumnya hanya dapat dilakukan paling banyak tiga kali untuk penambahan dan satu kali untuk pengurangan.
Contoh:
V    = 5
VI   = 6     (penambahan satu kali)
VIII  = 8     (penambahan tiga kali)
IX    = 9     (penambahan satu kali)
X     = 10

Demikian juga halnya terhadap lambang bilangan Romawi yang lain.
Contoh:
L                = 50
LI               = 51     (adalah 50 + 1)
XL              = 40     (salah jika XXXX)
LXV             = 65    (adalah 50 + 15)
LIX              = 59     (adalah 50 + 9)
MCMXCIX    = 1999

2. Angka digunakan untuk menyatakan:
    a. Ukuran panjang;
    b. Ukuran berat;
    c. Ukuran isi;
    d. Satuan waktu; dan
    e. Nilai uang.
Contoh:
a. Ukuran panjang
    15 meter            (15 m)
    0,5 kilometer      (0.5 km)
    123 desimeter    (123 dm)

b. Ukuran berat
    145 kilogram      (145 kg)
    1,5 gram            (1,5 g)
    703 kwintal        (703 kw)

c. Ukuran isi
    6 liter                (6 l)
    48 kubik            (48 kubik)

d. Satuan waktu
    2 jam 38 menit
    pukul 13.00
    30 Nopember 1988

e Nilai uang
    1000 rupiah        (Rp 1000,00)
    50 dolar Amerika
    10 pon Inggris

3. Angka juga lazim dipakai untuk menandai nomor rumah, jalan, apartemen, hotel, atau kamar pada alamat (kediaman seseorang)
Contoh:
Jalan Pahlawan No. 140
Hotel Mesra, Kamar 500
Jalan Sulaksana III No. 54

4. Angka dugunakan juga untuk menomori karangan atau bagian-bagiannya.
Contoh:
Bab V, Pasal 8, halaman 34
Bab XII, Pasal 23, halaman 4

5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan dengan cara memisahkan tiap-tiap bagian kata.
Contoh:
23    dua puluh tiga        (benar)
        duapuluh tiga        (salah)
134    seratus tiga puluh empat
508    lima ratus delapan

6. Penulisan bilangan pecahan
Contoh:
1/2    = setengah
3/4    = tiga perempat
4/16  = empat perenam belas
3 2/3 = tiga dua pertiga
10%  = sepuluh persen
0,2    = dua perpuluh
2,5    = dua lima perpuluh, atau dua setengah
1,09  = satu sembilan perseratus

7. Penulisan kata bilangan tingkat (bertingkat) dapat dilakukan dengan cara memakai angka biasa, angka Romawi, atau dengan mempergunakan huruf.
Contoh:
a. Dengan angka biasa:
    Dia anak ke-2 dari keluarga Paman
    Bacalah Bab-3!

b. Dengan angka Romawi:
    Ia adalah keturunan Hamengku Buwono IX
    (dibaca Hamngku Buwono kesembilan)
    Kakakku sekarang berkuliah pada tingkat VI
    (dibaca tingkat keenam)

c. Dengan huruf:
    Sekarang masik abad kedua puluh
    Di keluarganya ia termasuk anak kelima
    Ali adalah pemenang keseratus sepuluh

8. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an.
Contoh:
a. Contoh dengan angka biasa:
    Lagu itu terkenal pada tahun 80-an.
    Tukarkan uang 5.000-an dengan 1.000-an.

b. Contoh dengan huruf:
    Usianya sekitar tujuh puluhan.
    Uangnya jutaan.
    Tukarkan uangku dengan lima ribuan.

9. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf (tidak dengan angka biasa), kecuali jika terdiri atas beberapa lambang bilangan yang dirinci secara berurutan sebagaimana halnya dalam bentuk paparan.
Contoh:
Dalam sehari ia makan dua kali.
Usianya dua puluh tahun.
Dari 50 peserta, 15 orang ikut, dan 35 orang lainnya tidak ikut.
30 remaja putri, 15 remaja putra, dan 10 balita.

10. Lambang bilangan pada awal kalimat harus senantiasa ditulis dengan huruf.
Contoh:
Enam belas tahun yang lalu ia meninggal.
Lima saudaranya laki-laki semua.
Dua ratus para calon mahasiswa diterima.

Catatan:
Harus diingat bahwa angka biasa tidak dapat diletakkan pada awal kalimat. Oleh sebab itu harus diupayakan dengan mengubah susunannya sehingga memungkinkan tidak adanya angka biasa pada awal kalimat.

Perhatikan ketentuan di atas kemudian perhatikan pula contoh kalimat di bawah ini!
15 orang diberangkatkan.                       (salah)
Lima belas orang diberangkatkan.           (benar)
Diberangkatkan 15 orang.                       (salah)
Diberangkatkan 15 laki-laki, 12 wanita.     (benar)
Dipanggil 115 orang.                               (salah)
Seratus lima belas orang dipanggil.          (benar)

11. Angka yang menyatakan bilangan bulat yang nilainya besar dapat dieja sebagian agar lebih mudah dibaca.
Contoh:
Modal industri kecil mencapai 200 juta rupiah.

12. Khusus untuk dokumen resmi, angkanya perlu dituliskan pula dengan huruf. Misalnya pada kuitansi atau akta-akta perjanjian.
Contoh:
Pada kuitansi sering ditulis:
Banyaknya uang terbilang    : Dua puluh ribu lima ratus rupiah.
Tercatat juga                       : Rp. 20.500,00

13. Penulisan lambang bilangan dengan mempergunakan angka dan huruf pada dokumen atau akta harus secara tepat menunjukkan nilai (jumlah) yang sama.
Contoh:
Bersama ini kami kirim 80.898 (delapan puluh ribu delapan ratus sembilan puluh delapan) bata merah.

HURUF KECIL, HURUF MIRING



1. Penggunaan huruf kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar.
2. Penggunaan huruf miring.
Huruf miring digunakan dalam cetakan, dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan dicetak miring, diberi garis bawah tunggal.
Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar yang dikutip dalam karangan.
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.

KATA DEPAN " ANTARA"


Kata depan {antara}

Pemakaian preposisi (kata depan) antara dalam kalimat bahasa Indonesia. Apakah antara bisa disandingkan dengan konjungsi (kata penghubung) dengan {antara ... dengan ...}, dan {antara ... dan ...},sampai {antara ... sampai ...}, atau {antara ... atau ...}, dan kata kerjamelawan {antara ... melawan ...}? Apa perbedaan kalimat Kerajaan itu ditaklukkan antara tahun 1774 dan 1778 dengan Kerajaan itu ditaklukkan sejak tahun 1774 hingga 1778?


Kata depan antara sangat sering ditulis berbareng dengan kata-kata penghubung, seperti danatausampai, dan dengan. Dalam [ke]banyak[an] kalimat yang kutemukan, antara lain pada berita surat kabar, akan "lebih aman" dan lebih tepat menggunakan preposisiantara diiringi dengan konjungsi dan. Kendati begitu, pada kasus kalimat tertentu, kata penghubung dengan juga masih pantas dan tak begitu menyimpang kalau disandingkan dengan kata depan antara.

Kata depan (preposisi) antara dan kata penghubung (konjungsi)

{antara ... dengan ...}
Sebagai contoh, kalimat Konflik antara KPK dan Polri lebih tepat daripada Konflik antara KPK dengan Polri. Bila ingin tetap memakai kata penghubung dengan, menurutku, sebaiknya kata depan antaraditiadakan saja: Konflik KPK dengan Polri.

{antara ... dan ...}
Pada lema antara dengan makna "di tengah-tengah dua waktu (peristiwa, bilangan, bobot)", buku Kamus Besar Bahasa Indonesiamencontohkan pemakaiannya dalam kalimat Kerajaan itu ditaklukkan antara tahun 1774 dan 1778. Berdasarkan makna kataantara yang dimaksudkan KBBI (di tengah-tengah dua waktu ...) pada kalimat itu, tidak diketahui tahun berapa persisnya kerajaan ditaklukkan. Bisa jadi tahun 1774, 1775, 1776, 1777, atau 1778. Mungkin juga tahun 1774 hingga 1777, atau 1775 sampai 1776, dst.

{antara ... sampai ...}
Bila yang dimaksud bahwa kerajaan ditaklukkan selama periode tahun 1774–1778, bukankah lebih tepat menulis kalimat tadi sebagaiKerajaan itu ditaklukkan antara tahun 1774 sampai 1778? Mungkin, sepertinya itu benar. Namun, aku berpendapat, untuk makna "selama kurun waktu", kalimat itu lebih tepat ditulis dengan memakai kata{mulai ... sampai/hingga ...}Kerajaan itu ditaklukkan mulai tahun 1774 hingga 1778; atau {dari ... sampai/hingga ...},Kerajaan itu ditaklukkan dari tahun 1774 sampai 1778.

Simak kembali arti kata antara menurut KBBI di atas: di tengah-tengah dua waktu ... (bukan selama dua waktu ...). Maka, menurutku, makna kedua kalimat ini pun berbeda:
[1] Adik tidur antara pukul 10.00 sampai 11.30.
[2] Adik tidur dari pukul 10.00 sampai 11.30.
Dalam kalimat [1], lamanya adik tidur tidak dipastikan, bisa saja pukul 10.15–11.25 atau pukul 10.17–11.18. Tapi, dalam kalimat [2], tegas tertulis bahwa lamanya adik tidur adalah (selama) satu setengah jam, yaitu pukul 10.00–11.30.

{antara ... atau ...}
Kalimat ini, Engkau mesti memilih antara mencintai aku atau mencintai dia, menurutku, sudah tepat. Tapi, kalimat Engkau mesti memilih antara aku atau dia, kurang tepat, dan sebaiknya ditulis sebagai Engkau mesti memilih antara aku dan dia.

{antara ... melawan ...}
Judul berita koran, misalnya pada liputan olahraga, sangat lazim menggunakan {antara ... melawan ...}. Contoh: Pertandingan antara PSMS Medan melawan Sriwijaya FC. Berpedoman pada makna dan kalimat contoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tadi, kalimat itu seharusnya ditulis sebagai Pertandingan antara PSMS Medan dan Sriwijaya FC. Tapi, bahasa jurnalistik bersifat khas dan, dalam batas tertentu, halal untuk menyimpang dari kaidah baku tata bahasa Indonesia. Maka, andaikan aku redaktur olahraga yang menyunting judul tersebut, kata melawan akan tetap kupakai, karena kata itu lebih laku dan sedap di mata pembaca ketimbang kata penghubung dan.

Konjungsi {dengan}
Bagaimana jika kita tetap menulis preposisi antara secara bersamaan dengan konjungsi dengan seperti pada kalimat Konflik antara KPK dengan Polri? Bagiku, itu bukan masalah besar, silakan saja. Toh, pesan dalam kalimat itu tetap jelas tersampaikan dan tidak mendua. Yang penting kita sudah tahu tata kalimat yang baik dan benar. Sudah itu, tabrak saja! (Risiko ditanggung sendiri. Baca di sini.)

{antara ... atau/dan/dengan ...}
Kalimat contoh yang lain untuk pasangan kata depan dan kata penghubung {antara ... atau ...}, {antara ... dan ...}, serta {antara ... dengan ...}:
  • Yang mana lebih enak antara dicintai atau mencintai?
  • Ada perbedaan antara "di" sebagai kata depan dan "di" sebagai awalan.
  • Guru bahasa Indonesia menjelaskan apa perbedaan antara menulis cerpen dengan menulis esai.
Jika ketiga kalimat itu sudah tepat menurutmu, lanjutkan! Tapi, kalau terasa janggal, gampang saja: buang kata depan antara! Jangan biarkan ia bikin pikiranmu jadi galau!

Akhirulkalam, ingatlah judul gita lawas Iwan Fals Antara Aku, Kau,dan Bekas Pacarmu. Itu tembang yang keren, berbeda dari lagu-lagu cinta gembeng di era boyband sekarang.

PENULISAN UNSUR SERAPAN


Penulisan Unsur Serapan

Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sansekerta, Arab, Pertugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1)unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesiamasih dpat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalamPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasaIndonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Baku Tidak Baku
apotek apotik
atlet atlit
atmosfer atmosfir
aktif aktip
aktivitas aktifitas
arkais arkhais
arkeologi arkheologi
akhir ahir ; akir
akhlak ahlak
advis adpis
advokat adpokat
adjektif ajektif
asas azas
asasi azasi
analisis analisa
menganalisis menganalisa
penganalisisan penganalisaan
ambulans ambulan
anggota anggauta
beranggotakan beranggautakan
keanggotaan keanggautaan
balans balan
definisi difinisi
depot depo
diferensial differensial
ekspor eksport
ekstrover ekstrovert
ekuivalen ekwivalen
esai esei
formal formil
Februari Pebruari
filologi philologi
fisik phisik
Foto photo
frekuensi frekwensi
film filem
hakikat hakekat
hierarki hirarki
hipotesis hipotesa
intensif intensip
insaf insyaf
ikhlas ihlas
ikhtiar ihtiar
impor import
intriver introvert
istri isteri
iktikad itikad
ijazah ijasah
izin ijin
ilustrasi illustrasi
jenderal jendral
jadwal jadual
kartotek kartotik
komedi komidi
konkret konkrit
karier karir
kaidah kaedah
khotbah khutbah
berkhotbah berkhutbah
konsepsional konsepsionil
konferensi konperensi
kreativitas kreatifitas
kongres konggres
kompleks komplek
katalitas katalisa
kuantum kwantum
konsekuensi konsekuwensi
kualifikasi kwalifikasi
kualitas kwalitas
kuarsa kwarsa
kuitansi kwitansi
kuorum kworum
kuota kwota
konfrontasi konfrontir
dikonfrontasi dikonfrontir
konsinyasi konsinyir
dikonsinyasi dikonsinyir
koordinasi koodinir, kordinir
dikoordinasi dikoordinir
konduite kondite
kategori katagori
dikategorikan dikatagorikan
konsesi konsessi
kelas klas
klasifikasi kelasifikasi
linguistik lingguistik
lazim lajim
likuidasi likwidasi
metode metoda
motif motip
motivasi motifasi
masyarakat masarakat
mantra mantera
manajemen managemen
manajer manager
massa masa (orang banyak)
masalah masaalah
masal massal
misi missi
November Nopember
nasihat nasehat
penasihat penasehat
nasionalisasi nasionalisir
dinasionalisasikan dinasionalisir
operasional operasionil
objek obyek
ons on
organisasi organisir
problem problim
problematik problimatik
positif positip
produktif produktip
produktivitas produktifitas
psikis psikhis
psikologi psikhologi
paspor pasport
putra putera
putri puteri
produksi produsir
memproduksi memprodusir
proklamasi praklamir
diproklamasikan diproklamirkan
profesi professi
keprofesian keprofessian
profesor professir
rasional rasionil
resistans resistan
rezeki rejeki
risiko resiko
sistem sistim
sistematika sistimatika
sistematis sistimatis
spesies spesis
sintetis sintesa
spiritual spirituil
subjek subyek
sintesis sintesa ; sintese
syakwasangka sakwasangka
syukur sukur
mensyukuri mensukuri
sah syah
sahih syahih
saraf syaraf
sutera sutra
standar standard
standardisas standarisasi
survai survei
sukses sakses
teori tiori
teoretis teoritis
telegram tilgram
telepon tilpun
tradisional tradisionil
tafsiran tapsiran
tarif tarip
teknik tehnik
teknisi tehnisi
teknologi tehnologi
teleks telek
tripleks triplek
terampil trampil
keterampilan ketrampilan
terap trap
penerapan penetrapan
transpor transport
transportasi transportir
teladan tauladan
keteladanan ketauladanan
diteladani ditauladani
tim team
terjemah terjamah
varietas varitas
wujud ujud
berwujud berujud
perwuudan perujudan
zaman jamah

HURUF DAN AKSARA BAHASA INDONESIA


Huruf adalah sama juga dengan Aksara yaitu unsur dari abjad yang melambangkan bunyi. Abjad dalam Bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
Dua puluh enam (26) Abjad dalam Bahasa Indonesia
1. Huruf A / a dibaca a
2. Huruf B / b dibaca be
3. Huruf C / c dibaca ce
4. Huruf D / d dibaca de
5. Huruf E / e dibaca e
6. Huruf F / f dibaca ef
7. Huruf G / g dibaca ge
8. Huruf H / h dibaca ha
9. Huruf I / I dibaca i
10. Huruf J / j dibaca je
11. Huruf K / k dibaca ka
12. Huruf L / l dibaca el
13. Huruf M / m dibaca em
14. Huruf N / n dibaca en
15. Huruf O / o dibaca o
16. Huruf P / p dibaca pe
17. Huruf Q / q dibaca qi
18. Huruf R / r dibaca er
19. Huruf S / s dibaca es
20. Huruf T / t dibaca te
21. Huruf U / u dibaca u
22. Huruf V / v dibaca ve
23. Huruf W / w dibaca we
24. Huruf X / x dibaca eks
25. Huruf Y / y dibaca ye
26. Huruf Z / z dibaca zet

HURUF VOKAL DAN KONSONAN


Huruf Vokal dan Konsonan dalam Bahasa Indonesia

Dalam Bahasa Indonesia, Huruf dibagi menjadi empat kelompok, yakni :

1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, i, u, e, dan o.

2. Huruf Konsonan atau Huruf Mati
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah huruf konsonan ada 21 buah, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Huruf Diftong atau Huruf vokal Rangkap
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi. Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb.

4. Huruf Konsonan Rangkap
Gabungan dua huruf konsonan ada 4 buah dalam bahasa indonesia, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Contohnya : nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb.

HURUF FONEM
Fonem adalah : merupakan kesatuan bunyi bahasa yang terkecil, sedangkan fungsinya adalah sebagai pembeda makna secara garis besar fonem terbagi dua macam, yaitu yang disebut dengan vokal dan konsonan.
a. Vokal.
Vokal adalah merupakan bunyi yang dihasilkan dengan tanpa hambatan yait pada waktu udara keluar dari paru-paru melalui rongga mulut tanpa mengalami rintangan.
b. Konsonan
Konsona adalah merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan mendapat hambatan, yaitu udara yang keluar dari paru-paru mengalami rintangan.
Konsonan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :
- menurut jalannya udara yang keluar dari paru-par.
- Menurut bergetar dan tidaknya pita suara.
- Menurut hambatannya.
- Menurut titik artikulasinya..
Untuk menentukan banyaknya fonem pada suatu kata kita berpedoman pada huruf-huruf yang berdiri sendiri sebagai suatu lambang fonem, ada fonem yang dilambangkan dengan satu huruf, ada pula yang dilambangkan dengan dua huruf.
MORFEM DALAM BAHASA INDONESIA
Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
Contoh : Pemuda-pemuda yang jangkung belum berkesempatan mandi.
A. Morfem, morf dan alormof.
Morfem : bentuk-bentuk berulang yang paling kecil beserta artinya.
Morf : Variasi bentuk yang merupakan realisasi dari morfem tertentu.
Olormof : Morf merupakan variasi bnetuk suatu morfem.
B. Morfem terikat.
Morfem terikat ( Bound morpheme ) yaitu potensi untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat dengan morfem lain untuk membentuk ujaran
Contoh : dan ber- me, ,kan, dan sebagainya.
C. Morfem bebas.
Morfem bebas yaitu mofem yang secara potensial dapat berdiri sendiri dalam suatu bangun kalimat.
Morfem mungkin merupakan keseluruhan kata / merupakan bagian daru suat, karena kata itu berdasarkan bentuknya terbagi menjadi kata dasar, berimbuhan, kata ulang dan majemuk.




UNSUR KALIMAT


Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Pergi!
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
- The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek / Subyek (S)
- Predikat (P)
- Objek / Obyek (O)
- Keterangan (K)

TANDA BACA


Pedoman Penulisan Tanda Baca

Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
• Irwan S. Gatot
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1
• 1.2
• 1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
• Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
• Cu (Kuprum)
• 52 cm
• l (liter)
• Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
• Jalan Kebayoran 32

• Jakarta, 3 Mei 1997

• Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya

Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
• 33,5 m
• Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
• yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
....dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
.... masalah i-
tu akan diproses.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
.... cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
.........mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
• se-Indonesia
• hadiah ke-2
• tahun 50-an
• ber-SMA
• KTP-nya nomor 11111
• bom-V2
• sinar-X.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
contoh:
• 1919—1921
• Medan—Jakarta
• 10—13 Desember 1999
Tanda Garis Bawah (_)
Tanda Elipsis (....)
Tanda Tanya (?)
Tanda Seru (!)
Tanda Kurung ((...))
Tanda Kurung Siku ([...])
Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
Tanda Kurung Lancip (<...>)
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML
Tanda Kurung Kurawal ({...})
Tanda Kurung Ganda («...»)
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer


Tanda Petik ("...")

1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh: kata Ketua, "Kita akan segera berangkat besok."
Tanda Petik Tunggal ('...')
Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda Ulang (...2)
Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")

Tanda Garis Miring (/)
Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh:
• Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh:
• RT/RW
• AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).

Tanda Garis Miring Terbalik (\)
Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')

SUKU KATA, KATA, KALIMAT

Seperti kita ketahui pada saat kita semua masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD), kita diajarkan oleh bapak / ibu guru kita mengenai Bagaimana cara ber-bahasa Indonesia dengan benar. Struktur serta tatanan Bahasa Indonesia adalah salah satu yang kita pelajari. Seperti halnya grammar pada bahasa Inggris, dalam posting kali ini saya akan membahas sedikit mengenai struktur bahasa Indonesia.

Kalimat adalah kumpulan / gabungan dari beberapa kata yang membentuk dan mempunyai struktur atau pola yang berkaitan. ( S + P + O + K )
Kata adalah bagian terkecil dari kalimat yang terdiri dari kumpulan / gabungan beberapa suku kata yang terangkai dan mempunyai makna atau arti. ( S ) ( P ) ( O ) ( K )
Sukukata adalah bagian terkecil dari kata dan yang paling terkecil dari kalimat dan sudah tidak bisa di uraikan kembali. 

A , B , C , D , E , F , …dst adalah merupakan dari sukukata.

Ibu, budi, di, dan, yang, … dst adalah merupakan dari kata. 

Ibu Budi pergi ke pasar adalah merupakan dari Kalimat.

Apakah rangkaian kata dibawah termasuk kalimat ?

Ibu budi
(s) (ks)
Dalam kata diatas : 

Ibu berperan sebagai subjek sedangkan Budi sebagai keterangan subjek

ya, rangkaian diatas juga merupakan sebagian dari kalimat. Karena terdiri dari 2 kata yang terdiri dari dua kata yang terangkai menjadi satu makna. Ibu sebagai Subjek yang diterangkan/dikuatkan oleh Budi sebagai Keterangan Subjek.

Ibu Budi pergi ke pasar
(s) (p) (kt)

Ibu Budi adalah Subjek

Pergi adalah Predikat

Pasar adalah Keterangan Tempat

Predikat adalah kata kerja atau kata yang mewakili suatu pekerjaan atau kegiatan.


Tulisan ini di tulis oleh Dwipa Bayulangga

Apa bila ada kesalahan dalam keterangan yang telah saya posting mohon di benarkan atau sesatlah saya dan menyesatkan.





PENULISAN KATA
Penulisan kata terbagi menjadi beberapa yaitu sebagai beikut :
1 Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh : Bukui iti sangat tebal.
2. Kata turunan
- Imbuhan ( awalan, sisipan, akhiran ).
- Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata awalan atau akhiran ditulis serapan dengan kata yang langsung mengikat atau mendahuluinya.
- Gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus.
3. Bentuk ulang
Bentuk ualng ditulis secara lengkap dengan menggunakan tandahbung.
Contoh : Anak-anak.
4. Gabungan kata
- Kata majemuk.
5. Kata ganti ku, kau, mu dan nya.
6. Kata depan di, ke dan dari.
7. Kata si dan sang.
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal : Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.
8. Partikel.
- Partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahulunya.
- Partikel per yang berarti “ mulai, demi “, dan tiap ditulis terpisah.



HURUF BESAR / HURUF KAPITAL


a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan :
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
Yang Mahakuasa
Bimbinglah hamba-Mu
Quran
Injil
atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu)
dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya)
dengan izin_ku (bukan dengan izinKu)
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Misalnya : Saya akan mengikuti misa di gereja itu.
Ia diangkat menjadi imam mesjid di kampungnya.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim Imam Hanafi
Sultan Hasanuddin Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Benar
Ayahnya menunaikan ibadah haji.
Sebagai seorang sultan, ia tidak bertindak sewenang-wenang.
Salah
Ayahnya menunaikan ibadah Haji.
Sebagai seorang Sultan, tidak bertindak sewenang-wenang.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
Letnan Kolonel Saladin
Presiden Carazon Aquino
Gubernur Irian Jaya
Rektor Universitas Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan : Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.)
Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel.
(bukan : Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi Kolonel.)
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris

Perhatikan pelulisan yang berikut.
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
kebelanda-belandaan
Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsanama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsasuku, dan bahasaditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Benar Salah
bangsa Indonesia Bangsa Indonesia
suku Melayu Suku Melayu
bahasa Spanyol Bahasa Spanyol
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
Benar Salah
tahun Masehi Tahun Masehi
bulan Agustus Bulan Agustus
hari Natal Hari Natal
Perang Candu perang Candu
Proklamasi Kemerdekaan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia Republik Indonesia
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya :
Benar Salah
Teluk Jakarta teluk Jakarta
Bukit Barisan bukit Barisan
Danau Toba danau Toba
Selat Karimata selat Karimata
Sungai Mahakam sungai Mahakam
Asia Tenggara Asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
Berlayar sampai ke teluk.
Jangan m,andi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-undang Dasar 1945
Perhatikan penulisan berikut :
Benar
Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah sebuah Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya :
Kapan Bapak berangkat ?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Katarina?
Perhatikan penulisan yang berikut .
Benar
Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.
Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu Pak Guru.
Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita.
Semua Adik dan Kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu pak guru.
Rumah pak lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan bu dokter penyakit saya tidak parah.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata gantiAnda.
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukan anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk
(1) menuliskan nama buku, majalah, dan suratkabar yang dikutip dalam karangan,
(2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
(3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.
Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagamakarangan Prapanca?
Surat kabar Suara dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garcinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
Huruf pertama kata tempe adalah t